Minggu, 21 November 2010

Harry Potter and The Deathly Hallows


Sebagai salah satu anak yang tumbuh kembangnya ditemani oleh cowok ceking dengan jidat berstempel petir, meskipun gak semaniak jaman-jaman SMA dulu, namun ngedenger seri-terakhir bagian-pertama Harry Potter dirilis mau gak mau memanggil jiwa ababil saya kembali bergejolak. :p


Dan bagaimanapun, nonton bioskop dengan kondisi bioskop penuh tentu jauh bikin ke-seru-an film yang kita tonton berlipat *menurutku*. Dan Harry Potter tak pernah tak membuat antrian panjang loket bioskop. hahaha

aturan pertama dari nonton film adaptasi adalah:
Jangan membaca novel-nya sebagai refrensi pengantar nonton, itu kesalahan besar.

dan beruntungnya, novel the Deathly Hallows dirilis dua tahun yang lalu. :)


Berikut sekilas review (subyektif) Harry Potter and The Deathly Hallows.
  • Visual effect-nya keren gila, gak heran soalnya film ini tadinya akan dirilis dalam format 3D. Namun, karena konversi ke format 3D memakan waktu yg lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Akhirnya warner bross lebih milih batalin format 3D daripada ngundurin jadwal premier *tapi naluri-ku berkata versi 3D tetep bakal dirilis, money rules :)*
  • Meskipun cuman bentuk 2D biasa namun tetep bikin satu bioskop triak2 rame dari awal ampe akhir. jempol.
  • Ini film seharusnya berubah judul jadi Ronald Weasley dan Lika-Liku Pacaran. ya. Ron banyak banget curi perhatian di film ini. sebagai Ron-biased tentu saja ini jadi nilai plus bagi saya.
  • Dan ide buat ngebagi buku ke tujuh jadi 2 part bener brilian. ceritanya jadi gak dipaksain buat ngalir cepet. dan banyak detil2 konyol yg ngundang tawa.
  • Jeda yang cukup panjang tentang Harpot things (novel 2 tahun,dan film 1tahun) bikin nonton terasa nikmat karna tak perlu terlalu keras berpikir buat mengingat-ingat adegan2 film dalam versi novel-nya.
secara *subyektif* kesuluruhan film ini superb!!
layak untuk diantri...
(*,*)